top of page
Search

Tahura

  • Writer: Deo Pambudi
    Deo Pambudi
  • May 24, 2018
  • 4 min read

Updated: Nov 19, 2018


Taman Hutan Raya Bandung

Rabu,23 Mei 2018,kami berkumpul di Lapangan Kimia Pukul 09.00. Kami datang sebelum pukul 09.00, Bang Ibay pun datang sebagai satu-satunya penyekolah yang hadir pada saat itu. Kami mendapatkan materi mengenai argumentasi dan lobbying. Materi tersebut diberikan dalam bentuk tantangan. Tantangan dibagi menjadi dua fasa, fasa satu dan fasa dua. Fasa satu terdiri atas tiga tantangan. Pertama yaitu melakukan pencerdasan energi yaitu pentingnya penggunaan BBM tepat guna kepada tiga orang asing, menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung serta berfoto dengan tiga orang yang tidak dikenal menggunakan gaya tertentu. Sedangkan fasa dua, tantangannya yaitu pergi ke Goa Jepang yang ada di Tahura dan mengajak orang disana untuk berfoto di kandang rusa. Untuk menjalankan tugas tersebut, kami diberi aturan untuk tidak membawa dompet alias tidak mengeluarkan duit sepeserpun serta tidak meminta bantuan dari orang yang dikenal untuk menuju tahura.

Just for fun

Tantangan pun dimulai, kami langsung membagi dua tim. Saya berpasangan dengan Andre. Kami memulai tantangan di wilayah GKU Timur. Lalu, saya melihat seorang bapak-bapak yang sedang keluar dari suatu gedung. Beliau adalah Pak Dede. Saya lalu menghampirinya dan beliau mengajak masuk ke dalam ruanganya. Di dalam ruangan ternyata sudah ada beberapa orang. Singkat cerita, saya banyak bercerita dan mengambil pelajaran dari Pak Dede dan temannya Pak Suhardi. Mereka bercerita bahwa zaman sekarang, mahasiwa sudah tidak terlalu akrab dengan pegawai-pegawai. Mereka juga menyadari bahwa banyak faktor yang menyebabkan hal itu. Satu yang tercamkan di benak saya tentang nasihat beliau yaitu apabila kita kelak sukses jangan melupakan orang-orang lemah dan masyarakat. Di akhir perbincangan, kami pun menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung walaupun tidak terlalu lancar namun suasana hangat memeluk kami.


Tantangan selanjutnya adalah berfoto dengan orang asing dengan gaya tertentu. Untuk tantangan ini, banyak macam karakter orang yang saya temukan. Akhirnya saya sadar, bahwa kalimat “ Don’t judge the book by it’s cover “ benar adanya. Ada seorang bapak yang saya temui di wilayah parkiran seni rupa sedang mengerjakan potongan triplek, beliau bernama Pak Ishar. Awalnya saya ragu untuk mengajaknya berfoto, namun ketika saya tanya mengenai dunia bola dan beliau menjawab dengan sangat welcome membuat saya terkesima. Dari perbincangan singkat yang saya lakukan, ternyata Pak Ishar adalah seorang Bobotoh dan Manchunian. Kami pun berfoto gaya ala Lewandowki di akhir. Untuk dua orang selanjutnya, saya menemui Rahmad, Mahasiswa ITB asal Sulteng. Dia sangat baik dan ramah. Kami pun berfoto ala Dybala mask. Lalu, ada Pak Omar. Beliau adalah satpam ITB yang bertugas di daerah ATM Center ITB. Beliau sangat ramah, walaupun tampak mata capek yang beliau sembunyikan. Kami pun berfoto ala Dab. Sungguh tantangan yang berkesan.


Pencerdasan energi mengenai penggunaan BBM tepat guna, contoh seperti menggunakan sepeda atau jalan kaki ketimbang kendaraan untuk jarak tempuh dekat. Tantangan ini bagi saya, adalah tantangan yang cukup sulit dibandingkan tantangan yang lain. Ada tiga orang yang saya temui, yaitu Billy, Hilmi dan juga Pak Suhendra. Kesimpulan yang saya peroleh yaitu, mereka semua sudah sangat mengerti mengenai penggunaan BBM yang tapat guna dan saya sangat senang akan hal tersebut.

Kebun Binatang

Selanjutnya adalah tatangan fasa dua, tantangan pada fasa ini bisa dibilang kelihatan mustahil apabila kita adalah orang yang pemalu. Namun itulah pembelajaran, dari bodoh menjadi pintar. Tugasnya yaitu foto dengan orang di kandang rusa dari goa jepang di tahura. Dan untuk melakukan hal tersebut, kami tidak dibekali uang sepeserpun. Setelah menuntaskan fasa satu, sekitar pukul 11.00 kami berkumpul di CRCS. Selanjutnya, dari CRCS kami menuju simpang lampu merah dago untuk meminta tumpangan. Beruntungnya, saya dan Andre mendapatkan tumpangan mobil pick-up Mobil tersebut adalah mobil yang bertugas dalam pemindahan perabotan rumah tangga. Kebetulan pada saat itu, mereka sedang melakukan pemindahan barang ke daerah Dago Pakar yang mana searah dengan Tahura. Di bagian belakang mobil tersebut, saya dan Andre bertemu dan berbincang banyak dengan Pak Jajang. Beliau sendiri berasal dari Garut. Pak Jajang menceritakan perkerjaanya serta budaya garut. Keasyikan di jalan, kamipun terlewatkan simpang untuk menuju Tahura. Wajar, sebab terakhir kali kami ke tahura yaitu pada saat ospek jurusan. Akhirnya kami pun berjalan kaki untuk mencapai tahura. Sesampaianya di tahura, untuk mencapai tantangan tersebut kami harus masuk ke tahura. Namun karena tak dibekali uang sepeser pun, kami pun wajib hukumnya melakukan negosiasi dan lobbying. Kabar buruk pun dibawa Hafiz dan Kiki sebagai perwakilan, negosiasi yang mereka lakukan agar dapat masuk ke tahura dengan gratis menuju jalan buntu. Lalu, Bang Ibay pun datang. Sebelumnya, di ITB juga sudah dibilang bahwa kami akan bertemu di tahura.


Beliau menanyakan bagaimana jalannya tantangan tadi baik di fasa satu dan fasa dua. Dia pun tak mempersalahkan kegagalan kami dalam memenuhi tantangan di fasa dua ini. Akhirnya materi pada hari itu pun ditutup saat itu.

Campus Center Timur ITB di Malam Hari

Sehabis dari Tahura, kami pun segera menyelesaikan tugas peta ITB yang dideadline kan besok paginya pukul 07.00. Pengerjaan dimulai dari jam tiga sore hingga sekitar jam limaan. Kami pun berbuka, namun tidak bersama. Pengerjaan pun dilanjutkan pukul Sembilan malam hingga jam dua belas malam. Di tengah-tengah pengerjaan peta, datang Dani dan Josu yang ingin berkunjung. Beliau masing-masing adalah ketua MPAB dan Kedua divisi materi dan metode. Sekitar Jam dua belasan, peta pun siap. Lalu, kami beristirahat.


Banyak sekali pembelajaran yang bisa didapat dari hari ini, tentang bagaimana caranya memposisikan diri dengan lawan bicara, mengenal lawan bicara dengan cepat, belajar untuk tidak tahu malu dan berani, belajar bagaimana merendahkan diri ketika sedang meminta bantuan serta belajar caranya berargumentasi dan melobby. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

 
 
 

Comentários


bottom of page